POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
Nama : MUHAMMAD CHOIRUL ANWAR (20190430-E)
Nama : MUHAMMAD CHOIRUL ANWAR (20190430-E)
TEKNIK KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV
BATU, OKTOBER 2019
PERCOBAAN 10
MEMBUAT RANGKAIAN SEVEN SEGMENT
COMMON ANODA
1. Tujuan : Agar bintara mahasiswa mampu membuat rangkaian seven segment common anoda.
2. Alat dan Bahan :
a. Battery 9V;
b. IC 555;
c. Variabel Resistor;
d. Kapasitor;
e. Osciloscop;
f. IC 4017;
g. SPDT Relay;
h. Thrystor;
i. Dioda;
j. Seven Segment; dan
k. Livewire.
3. Dasar Teori :
A. Pengertian Seven Segment.
Seven Segment Display (7
Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh
Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal
melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter
Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada
Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama
diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan
mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED
(Light Emitting Diode).
Seven
Segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan menampilkan angka.
Seven segment merupakan display visual yang umum digunakan dalam dunia
digital. Seven segment sering dijumpai pada jam digital, penujuk
antrian, diplay angka digital dan termometer digital. Penggunaan secara
umum adalah untuk menampilkan informasi secara visual mengenai data-data
yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital.
Seven
segmen ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8
yang penyusunnya menggunakan diberikan lebel dari ‘a’ sampai ‘g’ dan
satu lagi untuk dot point (DP). Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2
Light Emitting Diode ( LED ). salah satu terminal LED dihubungkan
menjadi satu sebagai kaki common.
Seven Segment Display memiliki
7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk
menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9
(Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi
Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga
dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau
elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8”
yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya.
Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan
“titik” yang menunjukan angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada
LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen
LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1
Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control
signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED. Common Anoda merupakan
pin yang terhubung dengan semua kaki anoda LED dalam seven segmen.
Common anoda diberi tegangan VCC dan seven segmen dengan common anoda
akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau sering disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.
Thyristor
adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar (switch) atau
pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor yang secara
ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki dua hingga
empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor, Thyristor
tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. Istilah
“Thyristor” berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”.
Pada
prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan
arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya
untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua
terminal lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang
tidak memiliki terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan
apabila tegangan pada kedua terminalnya mencapai level tertentu. Level
tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown
Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya,
kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di
posisi OFF.
Membahas
mengenai Saklar (Switch) elektronik, pada dasarnya kita juga dapat
menggunakan Transistor. Namun jika dibandingkan dengan Transistor,
Thyristor yang didedikasi sebagai Komponen Saklar ini akan dapat
berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan Transistor memerlukan
tegangan/arus yang tepat untuk mengoperasikan fungsi saklarnya, jika
tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan maka Transistor tersebut akan berada diantara keadaan ON dan
OFF. Saklar yang berada diantara keadaan ON dan OFF bukanlah suatu
saklar yang baik. Berbeda dengan Transistor, Thyristor dirancang untuk
hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan ON atau keadaan OFF saja.
Jenis-Jenis Thyristor :
1. SCR (Silicon Controlled Rectifier);
2. SCS (Silicon Controlled Switch);
3. TRIAC (Triode from Alternating Current); dan
4. DIAC (Diode Alternating Current).
4. Langkah - Langkah Percobaan :
a. Siapkan Live Wire; dan
b. Buatkan Rangkaian dibawah Ini dan amati;
5. Analisa :
Pada
Rangkaian diatas terlihat bahwa potensiometer yang di pasang dalam
rangkaian tersebut sangaet berpengaruh terhadap kedipan lampu LED
tersebut.
1. Pada Potensiometer 10% LED Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan,
1. Pada Potensiometer 10% LED Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan,
2. Pada Potensiometer 20% LED Berkedip sangat cepat yaitu 1,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1 detik setiap kedipan,
3. Pada Potensiometer 30% LED Berkedip sangat cepat yaitu 2,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,2 detik setiap kedipan,
4. Pada Potensiometer 40% LED Berkedip sangat cepat yaitu 2,6 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,6 detik setiap kedipan,
5. Pada
Potensiometer 50% LED Berkedip mulai melambat yaitu 2,8 detik
perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,8 detik setiap kedipan,
6. Pada Potensiometer 60% LED Berkedip melambat yaitu 3,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2 detik setiap kedipan,
7. Pada Potensiometer 70% LED Berkedip melambat yaitu 4,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2,2 detik setiap kedipan,
8. Pada Potensiometer 80% LED Berkedip melambat yaitu 4,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2,5 detik setiap kedipan,
9. Pada Potensiometer 90% LED Berkedip melambat yaitu 5,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 3 detik setiap kedipan,
10. Pada Potensiometer 100% LED Berkedip melambat yaitu 5,7 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 3,5 detik setiap kedipan
Rangkaian seven segmen common anoda akan menyalakan LED common anoda dibutuhkan logika 0, maka led akan menyala sesuai dengan susunan rangkaian yang kita buat yaitu 20190430 – E
6. Kesimpulan :
a. Seven Segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal.
b. Peragaan
tujuh segment tidak terbatas pada penyajian bilangan desimal saja,
tetapi bias juga digunakan sebagai penguji mikroprosesor.
c. Seven
Segment, merupakan sekumpulan LED yang dibangun sedemikian rupa
sehingga menyerupai digit, seven segment ada dua macam : Common Anoda
dan Common Cathoda.
d. Semakin kecil potensiometer yang diberikan semakin cepat juga kecepatan berkedip lampu LED tersebut.
e. Semakin besar potensiometer yang di berikan semakin lambat juga kecepatan berkedip lampu LED tersebut.
f. Relay
dalam rangkaian tersebut berfungsi sebagai Pengatur aliran arus dan
pengunci dalam induksi magnetik yang terjadi dalam rangkaian seven
segment common anoda tersebut.
g. Osciloscop pada rangkaian tersebut berfungsi untuk mengetahui gelombang pulsa yang di dapat.
h. Dan Thrystor dalam rangkaian tersebut berfungsi sebagai
penguci aliran arus sehingga tidak terpengaruh terhadap
saturasi, Thrystor hanya berpengaruh terhadap relay saja, jadi
seberapapun besarnya tegangan atau arus yang mengalir tetap tidak
akan berpengaruh terhadap Thrystor, hanya saja dia
akan terputus apabila pada Relay tidak terjadi Induksi
Magnetic.